Buka-bukaan Sri Mulyani soal 'Nada Sumbang' IMF-WB Bali


Terkini1235 - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya buka-bukaan soal manfaat konkret dari acara pertemuan internasional IMF-World Bank (WB) di Bali. Hal ini dilakukan sekaligus menjawab tudingan miring alias nada-nada sumbang yang dilontarkan oleh banyak pihak, terutama oposisi pemerintah.

Indonesia terpilih sebagai tuan rumah karena keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia memenangkan proposal yang diajukan pemerintah Indonesia pada 2014 lalu. Indonesia terpilih usai bersaing dengan Senegal dan Mesir yang juga ikut mengajukan proposal untuk menjadi tuan rumah.

Keputusan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah sidang tahunan IMF-WB 2018 pun keluar pada Oktober 2015. Sehingga ada waktu tiga tahun bagi pemerintah menyiapkan pertemuan kelas internasional ini.

Acara itu berlangsung sejak 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua Bali. Berdasarkan registrasi terakhir, acara ini akan dihadiri oleh sekitar 34.000 peserta yang memadati Bali.

Anggaran IMF-WB sesuai keputusan dewan perwakilan rakyat (DPR) dengan pemerintah sebesar Rp 855 miliar yang berasal dari APBN 2017 dan 2018 masing-masing sebesar Rp 45,41 miliar dan Rp 810,17 miliar.

Anggaran tersebut yang berasal dari Kementerian Keuangan (APBN) Rp 672,59 miliar, sisanya Rp 137 miliar dari Bank Indonesia (BI). Anggaran yang sudah terkontrak dari alokasi sebesar Rp 566 miliar, dan yang sudah dibayarkan sebesar Rp 192,1 miliar.

Dua bulan menjelang acara internasional itu berlangsung, Indonesia dilanda bencana alam yang besar, gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Banyak nada 'sumbang' yang dilontarkan kepada pemerintah terkait dengan keputusan yang menjadi tuan rumah IMF-WB di Bali. Nada 'sumbang' itu mulai dari anggaran yang besar lebih baik dialihkan untuk korban bencana, hingga acara ini tidak memberikan manfaat apa-apa untuk tanah air.

Namun, nada 'sumbang' itu pun langsung dijawab oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat berbincang di sela-sela gelaran IMF-WB 2018, Rabu (10/10/2018).

Bahkan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga buka-bukaan terkait dengan aksi IMF yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang menjadi 3,7% pada tahun ini. Berikut petikan wawancaranya
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar